Laboratorium Menengah Teknik Industri

Muscle Fatigue Assessment

Mengenal Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA)

Gambaran Umum Muscle Fatigue Assessment (MFA)

Pekerja yang menggunakan cara manual atau tradisional dalam menyelesaikan pekerjaanya akan memiliki kemungkinan yang besar dalam penggunaan kerja otot pekerja tersebut jika dibandingkan dengan pekerjaan yang menggunakan bantuan mesin dalam proses kerjanya. Pekerja manual rentan mengalami kelelahan atau gangguan otot pada bagian tubuh pekerja, risiko tersebut dapat diantisipasi dengan menggunakan metode Muscle Fatigue Assessment (MFA). Metode ini merupakan penilaian terhadap kelelahan otot menggunakan acuan tabel MFA untuk menentukan penilaian terhadap pergerakan anggota tubuh dari ujung kaki sampai kepala yang pertama kali dirancang oleh Rodgers dan Williams pada tahun 1987. Selain itu pergerakan pekerjaan yang dilakukan dikategorikan berdasarkan 3 pergerakan, seperti tingkat usaha yang dilakukan (effort level), durasi usaha yang dilakukan (continuous effort duration), serta frekuensi usaha yang dilakukan (effort frequency). Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA) ini sangat ideal dan tepat untuk digunakan oleh sebuah tim dalam mengevaluasi tugas-tugas produksi yang memiliki jangka 12 hingga 15 pengulangan per menit dengan kelompok otot yang sama.

Penerapan Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA)

Penerapan dari Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA) dapat diaplikasikan dalam beberapa hal yang berkaitan guna mengurangi risiko kelelahan pada otot sehingga membuat operator atau pekerja menjadi lebih terjaga dari segi fisik dan kenyamanan pada proses kerja pekerja, penerapan tersebut diantaranya sebagai berikut ini.

  1. Digunakan untuk menganalisis pekerjaan dan cocok untuk mengevaluasi risiko pengumpulan kelelahan dalam tugas-tugas pekerjaan (task on job) yang dilakukan selama satu jam atau lebih.
  2. Menentukan durasi kerja untuk setiap intensitas kerja pada setiap bagian tubuh.
  3. Menentukan frekuensi pergerakan kerja pada setiap intensitas pekerjaan yang sama untuk setiap bagian tubuh
  4. Digunakan sebagai strategi untuk mengurangi paparan risiko dapat dikembangkan dengan mengidentifikasi tingkatan kerja melalui identifikasi postural dan faktor risiko.
  5. Digunakan untuk menentukan pekerjaan yang cocok untuk pekerja atau operator dalam jangka waktu yang pendek pada saat awal kembali bekerja setelah sakit atau cedera sehingga tugas atau pekerjaan yang bisa membebani otot dapat dihindari.

Tahapan Melakukan Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA)

Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA) memiliki langkah-langkah dalam penerapan metode ini ke suatu kasus yang akan diolah menjadi data untuk menganalisa kelelahan otot dari suatu aktivitas, berikut ini merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengolahan data dan penggunaan metode MFA, yaitu:

  1. Mengidentifikasi masalah cedera atau kelelahan pekerjaan.
  2. Mengidentifikasi masalah tugas dan faktor-faktor pada pekerjaan.
  3. Memilih tugas pekerjaan untuk dianalisa.
  4. Menentukan tingkat intensitas kerja setiap bagian tubuh.
  5. Menentukan durasi kerja (dalam detik) untuk setiap intensitas kerja tiap bagian tubuh.
  6. Menentukan frekuensi kerja (dalam menit) pada intensitas pekerjaan yang sama untuk setiap bagian tubuh.
  7. Menggunakan peringkat tiga nomor yang dihasilkan dari langkah 4 sampai dengan 6.
  8. Menentukan prioritas perubahan dari yang paling tinggi agar menjadi lebih rendah.
  9. Mengidentifikasi mengapa tiga peringkat kondisi yang paling tinggi dan mengembangkan strategi perubahan dengan membuat analisa penyebabnya.
  10. Menentukan kembali urutan tugas yang meliputi semua anggota tubuh untuk menentukan dampak dari perubahan yang berhubungan dengan kenyamanan dan keluhan pekerja.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA)

Setiap metode yang ada selalu memiliki dua sisi berupa kelebihan yang dimiliki suatu metode yang menjadi alasan mengapa metode tersebut lebih dipilih dibandingkan metode lainnya dan kekurangan yang dimiliki suatu metode merupakan hal yang perlu dipertimbangkan ketika akan menggunakan metode tersebut, oleh karena itu untuk menggunakan metode dengan tepat perlu diketahui terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari metode yang akan dipakai, berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan dari metode Muscle Fatigue Assessment (MFA) yaitu:

Kelebihan Metode Muscle Fatigue Assessment (MFA):

  1. Mudah untuk digunakan
  2. Kerjasama operator (pekerja) dibutuhkan untuk mendapatkan peningkatan.
  3. Mengevaluasi interaksi untuk memperkirakan kelemahan.
  4. Mengevaluasi semua bagian otot tubuh.
  5. Mengidentifikasi pola kelelahan kerja dan menunjukkan cara memperbaikinya.
  6. Mengutamakan perbaikan pada tugas-tugas pekerjaan.

Kekurangan metode Muscle Fatigue Assessment (MFA):

  1. Metode semi quantitative yang membutuhkan penilaian.
  2. Memerlukan analisis tugas secara terpisah.
  3. Terlalu fokus pada siklus otot, bukan siklus kerja.
  4. Kurang efektif jika hanya dilakukan oleh satu analis saja, lebih baik dilakukan oleh sebuah tim di tempat kegiatan produksi.

Setelah mempelajari muscle fatigue assessment secara keseluruhan maka sudah dapat diketahui bahwa muscle fatigue assessment adalah suatu ilmu yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi risiko kelelahan pada otot

Lihatlah Ergofacts lainnya pada link berikut : Link Kumpulan Ergofacts

Kunjungi  juga Instagram Feeds kami yang membahas materi: Mengenal Metode Muscle Fatigue Assessment (Instagram Feeds)

#Blueteam #ErgoFact

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *