Laboratorium Menengah Teknik Industri

Manajemen Stres di Lingkungan Kerja

MANAJEMEN STRES DI LINGKUNGAN KERJA

Menurut Dessler (2007), sebuah studi terhadap 46.000 karyawan menyimpulkan bahwa tekanan dan depresi dapat menyebabkan karyawan mencari perawatan medis untuk masalah fisik dan psikologis yang tidak jelas dan nyatanya dapat mengarah kepada kondisi kesehatan yang lebih serius. Biaya perawatan kesehatan pekerja yang mengalami tekanan tinggi adalah 46%.

Definisi Stres Akibat Kerja

Stres akibat kerja merupakan hal yang terjadi karena adanya tekanan dan tuntutan kerja yang tidak selaras dengan kemampuan dan pengetahuan pekerja sehingga pekerja tersebut tidak dapat menyelesaikan permasalahan di lingkungan kerja. Terdapat beberapa pengertian mengenai stres kerja menurut ahli, yaitu sebagai berikut. 

Menurut Handoko (2008), stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan kondisi seseorang, hasilnya stres yang terlalu berlebihan dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan dan pada akhirnya akan mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya. Sedangkan menurut Charles D Spielberger (Handoyo, 2001), stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya objek-objek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang

Manajemen stres di lingkungan kerja merupakan hal yang dilakukan untuk mengatasi tekanan kerja yang dapat berdampak negatif bagi pekerja di lingkungan kerjanya. Pengertian mengenai hal ini juga pernah dipaparkan oleh seorang ahli, yaitu menurut Sugiyanto (2017) yang mengungkapkan bahwa manajemen stres ditempat kerja adalah sebuah upaya seseorang untuk mengubah sumber stres negatif menjadi sumber stres positif untuk mengoptimalkan kinerja.

Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja

Stres kerja dapat timbul dari berbagai faktor. Tentunya, setiap orang memiliki toleransi stres yang berbeda. Menurut Robbins (2008), terdapat tiga pengelompokkan kategori potensi pemicu stres kerja, yaitu sebagai berikut.

  1. Faktor LingkunganFaktor lingkungan didasarkan oleh kondisi lingkungan sekitar yang tidak menentu. Contohnya adalah diskriminasi ras, ancaman kekerasan secara verbal maupun non verbal, dan kendala selama perjalanan.

  2. Faktor Organisasi
    Faktor organisasi didasarkan oleh kondisi pekerjaan dari masing-masing orang dan organisasi yang terlibat. Contohnya adalah beban kerja yang sulit dan berlebihantuntutan atau tekanan pekerjaan, waktu kerja yang tidak sesuai dengan waktu idealperan yang tidak jelasperaturan berlebihan dan kurang adilpola komunikasi yang buruk, dan kurangnya pelatihan.

  3. Faktor Individu
    Faktor individu didasarkan oleh penempatan dan peranan diri sendiri saat melakukan suatu pekerjaan. Pertentangan antara karir dan tanggung jawab keluargaketidakpastian ekonomi, kurangnya penghargaan atau pengakuan, kurangnya motivasi, dan kurangnya kepercayaan dalam satu tim

Dampak Stres Kerja

Stres di lingkungan kerja banyak menimbulkan dampak yang kurang baik bagi individu maupun sekelompok pekerja dalam suatu perusahaan. Berikut merupakan dampak dari stres pada lingkungan kerja.

  1. Penurunan daya konsentrasi dan fokus akibat pikiran yang penuh sehingga menjadi tidak rasional.
  2. Kelelahan hingga putus asa menyebabkan menurunnya motivasi untuk melakukan suatu pekerjaan.
  3. Suasana hati sering berubah-ubah sehingga menimbulkan penurunan interaksi dan hubungan antar pekerja.
  4. Penurunan kualitas dan efisiensi kerja akibat tegangnya fisik dan pikiran.
  5. Kelelahan fisik dan mental menyebabkan tingginya tingkat absensi dan rendahnya kepuasan kerja.

Penerapan Standar Manajemen Stres Kerja

Manajemen Stres kerja dapat dilakukan atau diterapkan melalui beberapa aktivitas yang dapat dilakukan secara individu ataupun berkelompok, aktivitas tersebut sebagai berikut ini:

  1. Membuat Program Pembinaaan dan Pelatihan.
    Program ini dapat dilakukan untuk memberikan pengetahuanketerampilan, dan strategi kepada karyawan agar mendapatkan pengetahuan yang lebih luas mengenai pengelolaan stres. Selain itu, pelatihan mengenai komunikasi dan keterampilan juga diperlukan dan disesuaikan dengan kondisi perusahaan beserta karyawan.

  2. Mengenali Batas Kemampuan Diri.
    Mengenali diri sendiri adalah salah satu hal penting yang harus dilakukan. Hal tersebut dapat membantu dalam mengoptimalkan waktu yang dibutuhkan, strategi yang harus dilaksanakan agar pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik, serta menghindari kelelahan berlebihan.

  3. Mengidentifikasi Risiko Terkait Stres Kerja.
    Mengidentifikasi risiko stres memungkinkan organisasi untuk melakukan pengidentifikasian terhadap potensi sumber stres. Contohnya adalah melakukan survei ataupun wawancara pada karyawan mengenai tingkat stres kerja, melakukan analisis tugas dan tanggung jawab, mengevaluasi lingkungan kerja, serta menganalisis kebijakan dan prosedur kerja.

  4. Melakukan Pendekatan Secara Individual maupun Organisasional.
    Pendekatan secara individual dapat dilakukan dengan konseling secara pribadi, melakukan fleksibilitas pekerjaan (tata cara kerja dan waktu kerja), serta pengembangan keterampilan diri. Sedangkan pendekatan secara organisasional dapat dilakukan dengan mengembangkan kebijakan organisasi, pembinaan manajemen, sistem dukungan dan apresiasi, serta pengukuran dan evaluasi.

  5. Melakukan Olahraga atau Aktivitas Lain Secara Teratur.
    Istirahat yang cukup, konsumsi vitamin, makan makanan bergizi, serta berolahraga dapat membantu melindungi kesehatan fisik dan mental dari stres pekerjaan.

  6. Menyesuaikan Beban Kerja dan Jam Kerja Bagi Setiap Pekerja.
    Penyesuaian beban kerja dilakukan untuk menciptakan keseimbangan dan keadilan antara pekerja dengan tanggung jawab pekerjaan. Contohnya adalah fleksibilitas jam kerja, tugas kerja yang realistis, serta dukungan dalam penjadwalan hari libur.

  7. Menyeimbangkan Antara Kehidupan Sosial dan Pekerjaan.
    Keseimbangan antara kedua hal ini dapat meminimalisir tingkat stres dikarenakan kedua hal tersebut merupakan kepuasan yang berbeda yang dapat mendukung psikologis setiap pekerja.   

Manfaat Penerapan Standar Manajemen Stres Kerja

Terdapat beberapa manfaat dalam menerapkan manajemen stres pada lingkungan kerja, yaitu sebagai berikut:

  1. Meminimalisasi hari sakit.
  2. Kesehatan karyawan lebih terjaga.
  3. Membangun budaya reward dan recognition.

Setelah mempelajari Manajemen Stres di Lingkungan Kerja secara keluruhan maka sudah dapat diketahui bahwa Manajemen Stres di Lingkungan Kerja adalah upaya untuk mengidentifikasi, mengurangi, dan mengelola tekanan atau ketegangan yang muncul pada saat melakukan pekerjaan.

Lihatlah Ergofacts lainnya pada link berikut : Link Kumpulan Ergofacts

Kunjungi  juga Instagram Feeds kami yang membahas materi: Manajemen Stres di Lingkungan Kerja (Instagram Feeds)

#Blueteam #ErgoFact

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *