Hi, Ergoers!
Definisi Repetitive Strain Injury (RSI)?
Menurut Krishnan et al. (2021), Repetitive Strain Injury (RSI) merupakan cedera atau kerusakan yang terjadi pada otot atau jaringan syaraf tubuh lainnya karena melakukan sesuatu secara berulang-ulang dan berlangsung selama bertahun-tahun. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada otot dan jaringan saraf yang berawal dari suatu perobekan. Sebagian orang mungkin mengenal Repetitive Strain Injury (RSI) sebagai Carpal Tunnel Syndrome (CTS).
Menurut International Labour Organization (ILO), diketahui bahwa setiap tahun ditemukan 2,34 juta orang meninggal akibat pekerjaan, baik penyakit maupun kecelakaan, dan sekitar 2,02 juta kasus meninggal terkait penyakit akibat kerja. Sebanyak 27 negara bagian Uni Eropa, penyakit Musculoskeletal Disorders (MSDs) merupakan penyakit paling umum yang terkait dengan masalah kesehatan kerja. Pada tahun 2005, MSDs (termasuk RSI) menyumbang 59% dari semua penyakit yang diakui oleh Badan Statistik Penyakit Akibat Kerja Eropa. Pada tahun 2009, MSDs menyumbang 10% dari seluruh kasus kecacatan berdasarkan laporan oleh WHO. Di Korea Selatan, jumlah MSDs meningkat dari berjumlah 1.634 kasus pada tahun 2001 menjadi 5.502 pada tahun 2010.
Jenis-jenis Umum Repetitive Strain Injury (RSI)
- Sindrom Terowongan Karpal (Carpal Tunnel Syndrome): Kondisi yang menyerang saraf median di pergelangan tangan akibat tekanan berulang sehingga menimbulkan mati rasa, kesemutan, dan kelemahan tangan.
- Tendinitis: Peradangan pada tendon yang terjadi karena penggunaan berulang dan berlebihan.
- Bursitis: Peradangan pada bursa, yaitu kantung kecil berisi cairan di sekitar sendi sebagai pelindung gesekan.
Repetitive Strain Injury (RSI) Umumnya Mempengaruhi Bagian Tubuh seperti:
- Pergelangan tangan dan tangan.
- Lengan dan siku.
- Leher dan bahu.
- Area tubuh lain yang mengalami gerakan berulang atau tekanan statis.
Gejala Umum yang Dialami oleh Individu dengan Repetitive Strain Injury (RSI)
- Rasa nyeri, mulai dari tingkat ringan hingga berat.
- Kelembutan atau rasa nyeri tekan pada otot dan sendi.
- Pembengkakan di area yang digunakan secara berlebihan.
- Kekakuan otot atau sendi akibat keterbatasan gerak.
- Kesemutan maupun mati rasa.
- Sensasi berdenyut pada area tertentu.
- Kelemahan otot sehingga menurunkan kekuatan genggaman atau fungsi gerak.
- Peningkatan kepekaan terhadap suhu dingin maupun panas.
Faktor Penyebab Repetitive Strain Injury (RSI)
Menurut McKeown dalam Al Kirom & Ardi (2020), penyebab RSI dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penyebab utama dan pendukung. Penyebab utama RSI adalah pergerakan repetitif, postur janggal, kerja statis otot, tekanan, dan durasi. Sedangkan penyebab pendukung RSI adalah kurangnya waktu istirahat, kurangnya training dan supervisi, faktor lingkungan, dan faktor psikososial.
Menurut Samekto & Rahmawati (2020), RSI disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor okupasi dan faktor non okupasi. Faktor okupasi dapat seperti getaran, lama kerja, gerakan repetitif, postur kerja, dan masa kerja. Sedangkan faktor non okupasi dapat seperti riwayat penyakit, riwayat merokok, status gizi, umur, status kehamilan, dan jenis kelamin. Posisi kerja statis dan postur tangan yang tidak ergonomis pada bahu, lengan, dan pergelangan tangan dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan pada jaringan otot, saraf, maupun keduanya. Pembengkakan tersebut akan menekan saraf medianus tangan sehingga bisa menimbulkan RSI.
Pekerjaan yang Rentan Terserang Repetitive Strain Injury (RSI)
Repetitive Strain Injuries (RSI) dapat menyerang siapapun yang disebabkan oleh beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, terdapat beberapa pekerjaan yang memiliki resiko tinggi terserang RSI. Berikut merupakan beberapa pekerjaan yang rentan terserang Repetitive Strain Injury (RSI):
- Pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik seperti kuli panggul.
- Atlet.
- Musisi.
- Pekerjaan yang mengharuskan duduk di depan komputer selama berjam-jam seperti pekerja kantoran, illustrator, dsb.
Bagaimana Cara untuk Mencegah Cedera Repetitive Strain Injury (RSI)?
Pencegahan RSI dapat dilakukan dengan melakukan kebiasaan sehat dalam aktivitas sehari-hari, yaitu sebagai berikut.
- Memperbaiki dan menjaga postur tubuh yang baik dalam setiap aktivitas. Hindari membungkuk atau menunduk terlalu sering saat bekerja, duduk, atau berdiri.
- Menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga teratur agar otot tidak mudah lelah dan menjaga berat badan tidak berlebih.
- Memberikan waktu istirahat secara berkala ketika melakukan aktivitas berulang, terutama dengan beban yang tinggi dan menerapkan teknik relaksasi ketika tubuh sedang stres.
- Menggunakan peralatan kerja yang ergonomis atau peralatan pelindung yang dapat mengurangi beban yang diterima tubuh dan yang direkomendasikan oleh ahli okupasi. Contoh penggunaannya adalah penggunaan sarung tangan ketika bekerja di tempat dingin.
Keluhan akibat gerakan berulang dapat sangat mengganggu dan menyebabkan penderita kehilangan kemampuan beraktivitas menggunakan bagian tubuh yang terkena gejala. Pengobatan yang terlambat dapat menyebabkan kelainan menetap yang pada akhirnya dapat mengganggu produktivitas kerja.